Quantcast
Channel: SWA.co.id – Berita bisnis terkini, Diaspora Indonesia, Business Champions, dilengkapi dengan strategi dan praktek bisnis, manajemen, pemasaran, entrepreneur, teknologi informasi, keuangan, investasi, GCG, CSR, profil dan gaya hidup eksekutif.
Viewing all articles
Browse latest Browse all 430

Mi Burung Dara Siapkan Generasi Ketiga

$
0
0

Siapa yang tak doyan mie? Untuk sebagian besar masyarakat di Indonesia, makanan jenis ini sudah menjadi hidangan wajib di meja makan. Tidak makan mie sehari, rasanya seperti setahun. Popularitas mie ini juga yang melambungkan kinerja Mi Burung Dara sejak didirikan pada tahun 1972 silam di bawah bendera PT Surya Pratista Hutama (Suprama).

“Perusahaan ini didirikan oleh ayah saya. Pada tahun 1972 di Jenggolo, Sidoarjo, Jawa Timur, dengan nama PT. Sampindo,” kata Djuana Sulestio, CEO PT Suprama.

Sayang, lima tahun berselang, sang ayah tercinta wafat. Perusahaan keluarga diambil alih kakak kandung Djuana yang bernama Ateng. Saat itu, Djuana masih berada di bangku SMA. Selulus kuliah tahun 1985, Djuana dan Ateng bahu-membahu menjalankan bisnis mie yang ditinggalkan sang ayah. Djuana mengurus bidang produksi yang sesuai dengan bidangnya, yakni teknik. Sementara, Ateng mengurus bagian penjualan.

DSCN1038

Permintaan yang terus naik membuat dua kakak beradik itu harus memeras otak untuk meningkatkan produksi. Niat itu muncul pada tahun 1989. Dua tahun mencari tanah yang lebih luas, akhirnya ditemukan di Wonoayu. Kapasitas produksi terus membesar hingga saat ini mencapai 200 ton perhari di atas tanah seluas 7 hektar dengan jumlah karyawan 1.300 orang.

Saat ini, perseroan fokus memproduksi mi telor yang merupakan kegemaran masyarakat Indonesia. Produk mi setengah matang yang dihasilkan bisa diolah sendiri menjadi berbagai macam makanan yang lezat. Mi Burung Dara telah tersebar ke seantero negeri, bahkan telah sampai ke Malaysia, China, Singapura, dan Australia. Untuk pasar lokal, perseroan membuka 13 cabang pemasaran, antara lain di Surabaya, Malang, Madiun, Kediri Palembang, dan Balikpapan.

“Untuk angka penjualan kami tidak bisa menyebutkannya. Namun untuk market share kami sekitar 36% dan menempati posisi antara satu atau dua,” kata dia.

Menurut Djuana, varian mi telurnya dikemas dengan kemasan grosir untuk menyasar vendor mi seperti penjual mi klunthung. Ada juga varian lain yang bisa langsung dipakai konsumen dalam bentuk mi renteng. Baru-baru ini, perseroan mengeluarkan varian baru berupa mi urai.

Perjuangan dua kakak beradik itu sangat berliku dalam mengembangkan bisnis mi warisan sang ayah. Saat krisis moneter 1997, perseroan sempat menggandeng HJ Heinz Company dari Amerika Serikat agar bisa go international. Nama perusahaan berubah menjadi PT Heinz Suprama.

Namun, ternyata kerja sama tak berjalan lancar hingga akhirnya dihentikan pada 2006. Meski kontribusi ekspor telah mencapai 20%, sang mitra alpa menyesuaikan strategi pemasaran di dalam negeri yang selama ini menjadi fokus keluarga Sulestio sebagai pendiri.

“PT Suprama di tangan Heinz, kesannya malah jelek. Saat ini, kami sedang menyiapkan generasi ke-3. Anak Pak Ateng sekarang menjabat COO dan anak saya di bidang marketing,” kata dia. (Reportase: Rizky Chandra Septania)

The post Mi Burung Dara Siapkan Generasi Ketiga appeared first on Majalah SWA Online.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 430

Trending Articles