Quantcast
Channel: SWA.co.id – Berita bisnis terkini, Diaspora Indonesia, Business Champions, dilengkapi dengan strategi dan praktek bisnis, manajemen, pemasaran, entrepreneur, teknologi informasi, keuangan, investasi, GCG, CSR, profil dan gaya hidup eksekutif.
Viewing all 430 articles
Browse latest View live

Inilah Generasi Kedua Penerus Optik Lily Kasoem

$
0
0

Siapa yang tak kenal Lily Kasoem. Melalui bisnis kacamata, namanya melambung. Kuncup bisnis Lily berkembang dari kedua orang tuanya sebagai role model. Atjoem Kasoem, ayahnya, adalah pendiri optik pertama di Indonesia. Atjoem berasal dari keluarga petani miskin, tapi akhirnya memelopori orang Indonesia pertama yang memiliki pabrik kacamata. Awalnya Atjoem bekerja di sebuah optik milik Belanda. Dari situ ia banyak belajar tentang dunia optik. Sebagai seorang perempuan dengan jiwa bisnis kuat, istri Atjoem ingin membuka usaha optik sendiri. Jadilah kemudian Atjoem membuka optik pertama yang dimiliki orang Indonesia, Optik Kasoem yang bertempat di Bandung.

Lily Kasoem

Sekarang optik Lily Kasoem diteruskan oleh generasi kedua, Ira Kasoem, sebagai Managing Director. Ditemui dalam peluncuran koleksi terbaru Lindberg, merek kacamata asal Denmark, Ira menceritkan bagaimana starteginya dalam mengembangkan optik Lily Kasoem.

Saat ini optik Lily Kasoem terbagi menjadi 2; Lily Kasoem Optical dan Lily Kasoem Atelier. Ira melihat bahwa jika menjual barang yang sama maka susah sekali untuk bersaing akibatnya persaingan harga terus-terusan terjadi. Oleh karena itu, 1,5 tahun yang lalu ia membuat Lily Kasoem Atelier.

“Optik di sini kan banyak sekali. Optik A jual Rayban Optik B juga jual Rayban lalu saya memiliki ide untuk mendatangkan produk yang tidak mainstream dengan desain dan kualitas yang tinggi. Salah satu kriteria produk high-end yang kami jual adalah produk didesign dan dibuat oleh mererk itu sendiri, memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh merek lain. Kriteria tersebut yang dimiliki oleh Lindberg. Kebetulan saat itu, Lindberg juga ingin masuk ke Indonesia,” tutur Ira.

Dalam peluncuran koleksi terbaru Lindberg, Ira ingin menunjukkan bahwa frame Lindberg tidak hanya terbuat dari acetate, titanium, dan horn saja. Tapi ada juga yang terbuat yang dari emas, berlian, dan  menyediakan frame untuk anak-anak.

Lily Kasoem Atelier memiliki 2 outlet yang ada di Plaza Indonesia dan Pacific Place. Sedangkan Lily Kasoem Optical memimiliki 12 outlet yang tersebar di Jakarta Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya dan Denpasar. Di butik kacamata ini, Lily Kasoem menaungi 12 brand antara lain Lindberg, Mykita, Cutler & Gross, Moscot dan lain-lain. Linberg menjadi salah satu merek utama untuk Lily Kasoem Atelier dan menjadi eksklusif distributor Lindberg di Indonesia.

Menyasar kelas menengah ke atas, kacamata Lindberg dibanderol dengan harga Rp 6 juta-70 juta. Sedangkan range harga untuk Lily Kasoem Optical berkisar di bawah Rp 1 juta – 10 juta. Ira mengatakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh optik Lily Kasoem adalah Lily Kasoem menjual kacamata dari merek-merek yang tidak pasaran. Ira mengatakan sudah memiliki pelanggan sendiri, yaitu orang-orang yang ingin tampil beda.

Ke depannya, Lily Kasoem akan membuka outlet baru untuk Lily Kasoem Optical dan ingin membuka outlet seperti Lily Kasoem Atelier, tapi dengan harga yang lebih terjangkau. “Saya ingin membuka seperti Lily Kasoem Atelier n untuk daerah di luar Jakarta. Karena sebenarnya banyak orang yang ingin tampil beda, tapi tidak semunya rela mengeluarkan Rp 5 juta untuk sebuah frame kacamata,” tutupnya. (EVA)

The post Inilah Generasi Kedua Penerus Optik Lily Kasoem appeared first on Majalah SWA Online.


Martine Ilana Membesut Jam Le Mar Collections

$
0
0

Saat tidak bisa menemukan jam tangan yang sesuai dengan keinginanya, Martine Ilana justru memutuskan untuk membuat jam tangannya sendiri. Ia ingin menciptakan jam tangan yang tidak hanya berfungsi menunjukkan waktu tetapi juga terlihat trendy dan stylish bagi pemakainya. Pada tahun 2001 ia mendirikan La Mer Collections, jam tangan khusus wanita yang bisa didesain sendiri.

Wanita asalah Cape Town Afrika ini, mengaku bahwa inpirasinya muncul dari berbagai tempat yang ia kunjungi selama traveling. Kunjungannya ke padang bunga Bali, pantai di Thailand, menghasilkan berbagai perpaduan menarik di jam tangan ini. tak heran bila warna warni yang diusung cukup berani dengan model dan desain yang unik.

e

Menurut Ilana, desain telah menjadi darah dagingnya. Sejak ia lulus sekolah desain di Afrika, ia memutuskan untuk pindah ke Amerika untuk menyeriusi usaha bisnis jam tangan ini. Sembari mengembangkan bisnisnya ia bergabung dengan sebuah perusahaan desain interior. Lalu menjadi designer accessories untuk merk Vans dan bekerja untuk Billabong. Semua bidang ini ia tekuni dengan serius untuk menjadi bekal mendirikan perusahaannya kelak.

“Di siang hari aku bekerja d kantor dan di malam hari pun aku masih bekerja untuk mendesain jam tangan La Mer,” ujarnya. Pada awalnya, penjualannya masih cukup kecil dan terbatas di beberapa wilayah saja.  Jam tangan ini pun masih didesain sendiri olehnya, namun pada tahun 2006 Urban Outfiters menawari untuk menjual jam tangan ini secara wholesale.

Ia pun mulai memikirkan untuk memproduksi Le Mare secara profesional dengan menyewa perusahaan yang memproduksi kulit di craiglist. Ia juga memperkerjakan beberapa desainer perhiasa lokal di Los Angeles untuk mendesain berbagai aksesoris jam tangan. Baginya butuh waktu 5-6 tahun untuk benar-benar membuat bisnis ini stabil

Pada tahun 2009 ia merilis kembali toko online La Mer Collection. Ia juga meluncurkan jam tangan yang bisa didesain sendiri oleh konsumen dengan menyediakan berbagai perhiasan dan pernak-pernik yang bisa dibeli secara terpisah.

Kini, ia fokus untuk megurus lini jam tangan Le mer Collections dengan mendirikan kantor di Venice California. Outllet La Mer collection sudah memiliki 20 pegawai dan tersebar di 1.000 tempat di 35 kota dunia.

Untuk 7 gerai itu  di antaranya berada di Indonesia, seperti Bali, Surabaya, dan Jakarta. Menurut Ilana, ia ingin menjangkau sebanyak mungkin konsumen di seluruh dunia. Target pasar jam tangan unik ini adalah para wanita berumur 15 hingga 70 tahun yang mencintai keindahan dan traveling. Ia pun yakin bahwa merek jam tangan yang masuk 3 tahun lalu ke Indonesia ini akan menuai sukses di Indonesia dan dunia.

Selain desain dan harga yang terjangkau, keunikan lainnya adalah konsumen bisa mndesain jam tangan mereka sendiri. Tak heran bila jam tangan ini seringkali menjadi cinderamata yang disesuaikan dengan keinginan sang pemiliknya. Pecinta traveling ini bakah tak bisa lagi menghitung jumlah jam tangan yang telah diproduksi.

“Jam tangan ini bsia didesain sendiri sehingga mungkin sudah ada ribuan jenis jam tangan dari kolesi Lamer Collection,” ujarnya sambil tertawa. Untuk menjaga kulitasnya kini keseluruhan produksi jam tangan ini dilakukan di California. Jam tangan ini didesain dengan menggunakan kulit kualitas tinggi dan masih menggunakan proses handmade.

Menuruttnya, dalam proses pembuatan terdapat desain dan keunikan yang tidak bisa dibandingkan dengan produk sejenis. Tak heran bila, proses pembuatan menjadi salah satu keunggulan dari jam tangan ini.

Ia mengaku tak cepat puas atas karyanya. Ia masih ingin mengembangkan kecintaanya pada dunia traveling dan desain.  Pecinta yoga ini juga masih ingin melakukan sesuatu yang berbeda dan baru di tahun depan. Ia masih ingin membuka lini travel, tas, dan aksesorisnya sendiri. (EVA)

The post Martine Ilana Membesut Jam Le Mar Collections appeared first on Majalah SWA Online.

STARTIC Melejit Berkat Sak Semen

$
0
0

Dunia fesyen tak melulu diramaikan produk baju dan celana trendi. Belakangan, model tas baru yang unik banyak bermunculan. Tapi, hanya sedikit yang menawarkan tas dengan bahan daur ulang, seperti AV Peduli yang mengolah sak semen sebagai bahan baku tas. Duet kakak-adik, Agnes dan Vania Santoso mendirikan AV Peduli sejak 2005 silam beranggotakan anak-anak muda kreatif. Klub yang dirancang sebagai Duta Lingkungan Hidup di kawasan Asia-Pasifik ini tertantang untuk membantu menyelesaikan masalah sampah di Indonesia.

“Masalah sampah sudah bukan sekadar di proses pengolahan, tetapi juga setelahnya, yaitu penjualannya. Mayoritas produk daur ulang masih kelihatan dari sampah sehingga orang enggan memakainya,” kata Vani.

Inilah latar belakang pembuatan tas daur ulang yang tetap fashionable dan membuat orang bangga memakainya dengan brand STARTIC, Artistic Ecofashion. Sak semen yang bisa mengangkut puluhan kilo itu adalah alasan utama digunakan sebagai bahan baku tas. “Kami juga sudah mengadakan penelitian didukung Universitas Airlangga untuk formula pelapis alami sehingga hasil akhirnya bisa menyerupai kulit dan sudah tahan air,” ujar dia.

_MG_6031

Dengan dibantu 11 perajin utama serta dukungan bahan baku dari bank sampah binaan, warga sekitar yang sedang membangun, serta beberapa kontraktor proyek, AV Peduli sudah mampu membuat ratusan tas produk ritel dan ribuan unit pesanan khusus. Harganya berkisar Rp 50-180 ribu per unit untuk yang full daur ulang. “Untuk produk daur ulang yang dikombinasikan dengan kain etnik seperti songket dan kulit, saat ini harganya bisa mencapai Rp 600 ribu,” katanya.

Vani mengakui minat paling besar datang dari luar negeri, yang memang lebih menghargai produk-produk daur ulang. Itu kenapa AV Peduli mengikuti seleksi pemerintah daerah hingga terpilih menjadi produk unggulan Jawa Timur dan mendapat stand gratis di pameran bergengsi seperti Trade Expo Indonesia, INACraft, dan lainnya.

“Dari sinilah, kita bisa follow up sehingga sudah bisa ekspor meskipun masih skala kecil ke beberapa negara, yang sampai saat ini repeat order dari Belanda, Singapura, dan Australia,” katanya.

Saat ini, AV Peduli memiliki jaringan showroom di toko oleh-oleh Mirota, Galeri Bandara Juanda Terminal 1, galeri milik pemerintah lainnya, serta butik-butik ternama. Ada juga penjualan langsung ke Manado, Balikpapan, dan kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia. “Untuk online, saat ini sedang dalam tahap dikembangkan, ada di startic.avpeduli.com dan instagram @heystartic,” kata dia.

AV Peduli juga siap merilis produk premium, yaitu kombinasi kain etnik songket dan kulit yang didukung material kualitas premium juga. Produk akhirnya juga kini tidak hanya tas tetapi juga sudah mulai merambah ke aksesoris laptop, sepatu, dan produk lain yang diminati pasar, termasuk Ecofashion for Men.

STARTIC Ecofashion yang baru saja Young Social Entrepreneur 2015 dari Singapore International Foundation ini juga berupaya meningkatkan kapasitas produksi, baik kuantitas maupun kualitas, dengan memberdayakan lebih banyak kalangan masyarakat untuk memenuhi tawaran pemasaran di butik potensial yang sudah masuk. “Kami terus mengembangkan strategi agar dapat lebih menjangkau pangsa pasar di luar negeri yang sangat menghargai produk handmade dan berkonsep ramah lingkungan,” kata dia.

The post STARTIC Melejit Berkat Sak Semen appeared first on Majalah SWA Online.

Andrew Tobias, Bisnis Puluhan Ribu US$ dari Game

$
0
0

Siapa bilang hobby tidak bisa mendatangkan keuntungan. Hal tersebut dibuktikan oleh Andrew Tobias. Laki laki berusia 23 tahun ini berhasil mendapatkan omset sekitar puluhan ribu US$ per bulan dari gaming. Hal yang dilakukannya sederhana, menjual voucher Wallet Game Dota besutan developer asal Amerika,Valve.

Andrew menceritakan bahwa usahanya pertama kali mengembangkan Prime Games karena dipercaya oleh Surya, salah seorang komisaris Indosat dan Kompas. “Om Surya memiliki perusahaan development Tekno. Di sini Falf menyewa space untuk Dota Indonesia. Waktu itu entah karena ada perjanjian apa, Om Suryo diberikan Prime Game dan voucher elektrik dengan jumlah yang cukup besar, tapi kala itu beliau memang belum tahu bagaimana mengelolanya. Akhirnya diserahkan pada saya,” ucap pri kelahiran Jakarta tahun 1992 ini.

Dota

Andrew Tobias

Untuk menjalankan Prime Game dan memasarkan vocher elekronik bermain Dota, Andrew tidak merasa kesulitan. Ini dikarenakan memang pengalamannya dalam mencari jaringan serta pasar
secara jeli di kalangan pecinta game. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui para pelaku komunitas game, terutama Dota. Alhasil, vocher elektrik senilai setara dengan ratusan juta rupiah tersebut itu terjual habis dalam waktu 3 bulan dengan keuntungan yang cukup lumayan. Melihat hasil kerja Andrew, Surya langsung menyerahkan Prime Games pada Andrew secara penuh.

“Saya bisa atakan mulai serius bermain game sejak usia 14 tahun. Dan pada usia tersebut saya sudah banyak bergabung di event event gam,. Bukan sebagai peserta. Tapi sebagai penyelenggara. Lewat sana saya banyak belajar. Untuk memasarkan vocher wallet, saya melakukan pendekatan melalui komunitas, karena lebih mudah penyebaran informasinya, ” tambah Andrew. Kegiatan Andrew dalam mengurus prime games ini sempat terbentur oleh kuliahnya, karena masih kuliah double degree di Universitas Bina Nusantara. “Kuliah agak sempat terbengkalai, tapi ya akhirnya bisa rampung tahun ini,” ujarnya sembari tersenyum.

Merambah event gaming

Melihat gaming sebagai passion, Andrew tidak hanya berhenti di situ. Melanjutkan kegiatannya pada saat berusia 14 tahun, PrimeGgames saat ini merambah ke Event Gaming. Beberapa event besar pernah ditangani seperti World of Game, sebuah kompetisi game terbesar di Indonesia. Event yang dilaksanakan oleh Prime Games bekerja sama dengan EO milik kawannya, Billy, yakni Kairos. Saat ini, Prime Games sendiri dikelola oleh 6 orang. Dua orang, termasuk Andrew mengurusi penjualan Prime Games Voucher, dan 5 orang termasuk Andrew menangani event. Uniknya, para organizer dari Prime Games tidak terletak di satu kota saja, melainkan tersebar di Kalimantan, Malang, Bandung, dan Jakarta. Untuk komunikasi bisnis dan event, mereka berbicara melalui Skype.

Pada dasarnya Andrew memang memiliki ketertarikan dalam penyelanggaraan kompetisi event game  seperti ini. Bahkan hal ini dilakukannya sejak ia duduk di bangku SMP dengan merencanakan dan mengorganisir event game tournament Dota Open.

“Pada dasarnya saya memang suka terjun ke event organizer. Bahkan ketika saya umur 14 tahun, dan saya masih berada di komunitas Indogamers dan sedikit memiliki masalah karena ada hater, saya membuat sebuah event Gaming Open. Event ini biasanya ditakuti oleh gamers biasa. Namun saya membuat pola yang tidak biasa, yakni tim besar, berkolaborasi dengan tim kecil. Di situlah banyak antusiasme dari gamers datang mengikuti event ini. Thanks to them,” papar Andrew.

Saat Event Tournament Dota Open diadakan, antusiasme tidak hanya datang dari dalam negeri. Beberapa tim dari Malaysia dan Singapura juga datang. Bahkan salah satu perusahaan rokok, (LA Light) juga tertarik dan mengontak Andrew sehingga ia diminta untuk mengorganisir event gaming atas nama mereka. Dari situ perjalanan Andrew dalam EO dimulai. Beberapa kali ia diminta untuk membantu developer game besar di Indonesia, Megindo dan perusahaan distribusi alat gaming, Razer.

“Dalam acara -acara tersebut meski masih sebagai freelance, saya mulai memperluas jaringan saya. Oleh sebab itu dapat dikatakan sebelum saya ada di Prime Games, saya lebih dulu dikenal orang. Jadi ketika saya berada di Prime Games, saya lebih mudah untuk negosiasi,” tambahnya.

Ke depannya, ia akan membawa Prime Game lebih berkembang lagi. Ia sudah mencanangkan beberapa alternatif untuk perkembangan Prime Games nanti. “Kira kira, ke depannya saya akan terjun ke empat bisnis sebagai media, EO, penyedia database dan publisher. Namun, saya masih melihat kesempatan mana yang tersedia dan paling baik untuk Prime Games kelak,” imbuhnya

Prospek industri gaming

Bagi Andrew, nanti ia akan serius mendiedikasikan diri ke game. Menurutnya, industri game di Indonesia masih memiliki peluang perkembangan yang cukup besar. Banyak sekali peluang bisnis dan pekerjaan yang muncul dari sini apabila industri ini makin berkembang. Sayangnya, banyak yang menyangka gaming hanya memunculkan nilai bisnis dari developer saja. Sisi lain seperti penyelenggaraan event dan full time gamers memiliki peluang yang tak kalah baik ke depannya. Namun, menurutnya, industri ini masih minim sekali perhatian dari pemerintah. Bahkan di kalangan masyarakat sendiri, game masih dianggap sebagai sesuatu yang negatif.

“Kondisi Indonesia saat ini memandang game, sama seperti Korea 10 tahun lalu. Maknanya sebenarnya dalam industri ini kita tertinggal 10 langkah, “ papar Andrew.

Ia sedikit bersyukur bahwa saat ini Indonesia mulai mengarahkan game sebagai salah satu pilar besar dalam penopang industri kreatif Indonesia. Ia berharap ke depannya kegiatan ini tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat, dan dapat dijadikan sebagai salah satu penopang ekonomi bagi Indonesia.

“Saat ini tantangannya adalah banyak sekali stigma negatif dari gamers padahal di luar, gamers mulai menjadi salah satu lapangan kerja. Selayaknya atlet, gamers diwajibkan memiliki kesehatan yang memadai. Itu sudah terjadi di luar negeri seperti China, Amerika, Korea, dan Eropa. Mereka bertanding dalam turnamen internasional dengan membawa duty untuk negaranya. Sedangkan di sini baru dimulai, padahal Indonesia punya potensi di bidang itu. Terbukti, walau tidak didukung pemerintah, di tahun 2013 tim gamers Indonesia bisa menjuarai turnamen internasional di China,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Andrew melalui Prime Games akan terus melakukan edukasi dalam event event yang ia buat, untuk mematahkan stigma negatif mengenai game. (EVA)

The post Andrew Tobias, Bisnis Puluhan Ribu US$ dari Game appeared first on Majalah SWA Online.

Gendang Djembe Roketkan Bali Treasures

$
0
0

Bali tak pernah kehabisan kisah-kisah inspiratif. Selalu ada yang baru dan menarik dari Pulau Dewata ini. Salah satunya, CV Bali Treasures yang merupakan produsen terbesar gendang Djembe di dunia. Badai krisis 1998 tak menyurutkan langkah Anak Agung Alit Kartini untuk merintis usaha gendang. Tepat 18 Desember 1998, Bali Treasures berdiri. Awalnya hanya 2 orang karyawan, kini mereka sudah memiliki 483 karyawan. Mereka juga memiliki dua fasilitas produksi dan satu gudang.

“Bidang bisnis yang kami geluti adalah manufacturing dan ekspor Hand Percussion. Bahan baku yang kami gunakan adalah Kayu Mahoni dari Perhutani. yang sudah memiliki legalitas kayu,” kata Kartini.

Sejak awal berdiri, perseroan memang langsung memasuki pasar ekspor untuk produknya seperti Djembe Drum, Tambourine, dan alat-alat musik perkusi yang dimainkan dengan tangan. Nilai ekspor rata-rata US$ 3 juta pertahun, khusus tahun 2014 ada kenaikan US$ 341 ribu.

anak agung

Bali Treasures sudah melakukan ekspor ke hampir 75 negara, 25  diantaranya tak henti melayangkan permintaan hingga saat ini. Adapun pasar terbesar adalah Amerika, Eropa, Australia, Kanada, dan Asia. Jerih-payah mereka menembus pasar ekspor, terutama saat mengurus perizinan, berbuah manis. “Uni Soviet, Israel, Kroasia juga sudah mulai membeli produk kami,” katanya.

Mereka merupakan produsen Djembe Drum terbesar di dunia. Sebenarnya, Afrika juga punya perusahaan sejenis. Namun, produksi mereka tak sebesar perusahaan yang didirikan Kartini. Untuk mengurangi penggunaan kayu, Bali Treasures melakukan inovasi dengan mengganti bahan dasar kayu dengan Fiberglass dan PVC sejak tahun 2013.

“Dari dulu, orang di Eropa dan Amerika tidak bisa membuat PVC menjadi drum. Kami satu-satunya di Indonesia yang mempergunakan bahan baku pipa untuk dijadikan drum. Kami juga membuat vas bunga dari PVC dan kami sudah memiliki hak patennya,” katanya.

Bali Treasures juga terus berupaya menyediakan produk yang unik dan variatif. Perseroan sejauh ini telah memiliki 9 desain industri dan 1 hak cipta untuk merek dagang dan 2 merek jasa. Kartini berharap pemerintah mempermudah perizinan dan surat-menyurat terkait ekspor.

Bisnis melaju mulus namun Kartini tak melupakan misi sosial dengan membangun industri rumahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Mereka juga mendirikan Learning Center di sekitar perusahaan untuk memberikan kursus bahasa inggris dan komputer kepada anak-anak. (Reportase: Nerissa Arviana)

The post Gendang Djembe Roketkan Bali Treasures appeared first on Majalah SWA Online.

Rosada Mengeruk Pundi-Pundi dari Rumah Boneka

$
0
0

Sulitnya mendapatkan mainan kayu yang bisa dimainkan anak-anak, membuat Rosada Talip membuat kerajaan mainan kayu untuk anak-anaknya sendiri. Di tahun 2005, Rosada membuat Rosada Dollhouse. “ Yang tersedia di pasar adalah mainan-mainan kayu yang setiap hari anak-anak sudah lihat di sekolahnya seperti blok, puzzle dan educative toys lainnya sehingga jika orang tua membelikan mainan seperti itu cendrung anak-anak sudah bosan hal ini saya alami sendiri dengan anak saya dan juga mainan mainan di pasaran didominasi oleh mainan plastik,” ujar Rosada.

Berbekal sisa potongan triplek dari bisnis interior manufaktur miliknya, Rosada dan suaminya mulai merancang limbah kayu tersebut menjadi mainan-mainan kayu. Pilihan pertama jatuh kepada rumah boneka. Ia dan suami mulai merancang model rumah boneka dan kastil untuk anak-anak. “Kami mulai mulai mencari literatur di internet dan majalah majalah tentang mainan kayu, ternyata banyak sekali mainan yang menurut kami luar biasa,” jelasnya.

Rosada Dollhouse

Rosada Dollhouse

Awalnya mainan tersebut Rosada bawa ke bazar-bazar sekolah di Bali, dan pameran-pameran lokal, ternyata respon para orang tua dan anak-anak cukup antusias. Selain membeli konsumen juga memberikan masukan masukan kepadanya mengenai mainan mainan yang ia produksi, dan banyak di antara konsumen yang mendorong supaya Rosada buka toko agar mudah jika konsumen ingin mengunjungi atau merekomendasikan kerabat.

Dari sanalah cikal bakal bisnis ini mulai menghasilkan sampai akhirnya Rosada memutuskan untuk membuat toko khusus untuk menjual produknya yang diberi nama Rosada Dollhouse yang beralamat di Jalan Raya Kerobokan, Banjar Taman No. 78, Kerobokan, Bali

Rosada mulai lebih serius menata bisnis ini semenjak tokonya dibuka, mulai dari packaging, knock down sistem dan lain-lain. Tokonya banyak dikunjungi turis asing yang membeli untuk dibawa pulang ke negaranya, dan beberapa dari mereka ada yang akhirnya membeli untuk dijual kembali di negaranya. Sehingga selain menjual ritel, Rosada juga menerima pesanan.

Tantangan utama dalam bisnis ini adalah bahan baku, dikarenakan sekarang pihaknya tidak bisa hanya mengandalkan bahan sisa produksi. Selain itu, sistem produksi juga menjadi tantangan karena rumah boneka Rosada mulai diekspor  yang ada standard children safety sendiri yang berlaku di negara tujuan ekpor. Contoh, soal aturan pemilihan cat yang berbahan dasar air yang tidak beracun, perhatian terhadap sudut-sudut tajam dan bagian kecil agar tidak membahayakan anak-anak.

Rumah boneka buatannya sudah diekspor ke Australia dan Belanda. Kini, sedang penjajakan untuk kirim ke Malaysia dan negara –negara di Afrika. Sedangkan untuk pembeli langsung berasal dari seluruh dunia dikarenakan lokasi showroom yang ada di Bali. Wor-of-mouth marketing menjadi kiat Rosada dalam menembus pasar ekspor. “Klien atau turis yang membeli di toko kami menceritakan ke kerabatnya yang akhirnya memutuskan untuk untuk menjual di negaranya,” kata Rosada.

Selain itu, ia juga bergabung dengan beberapa organisasi seperti AMKRI (Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia) dan BEDO (Business and Export Development Organization) yang membantu UKM (Usaha Kecil Menengah) untuk menembus pasar ekspor melalui pameran berskala intersasional. Rosada mengatakan, ekspor berkontribusi 35 % dari penjualan retail.

Rosada menjual rumah bonekanya dengan kisaran Rp 1 – 10 juta, perabotan untuk rumah boneka berkisar Rp 30 – 300 ribu, dan mainan kayu berkisar Rp 100 ribu – 1 juta. Kejujuran, komitmen dan inovasi menjadi kiat Rosada dalam mengembangkan bisnisnya. “Dalam bisnis kami selalu mengedepankan kejujuran dan menjaga komitmen klien, prioritas kami di kualitas dan children safety,” ungkap wanita berdarah Jerman itu.

Ke depannya, Rosada akan tetap fokus kepada inovasi produk dan lebih banyak mencari pasar ekspor. Ia berharap agar pemerintah memfasilitasi UKM untuk memberikan pelatihan di bidang pemasaran produk dan pelatihan produksi. “Untuk omset kami tidak bisa bilang dulu,” ujarnya menutup pembicaraan. (EVA)

The post Rosada Mengeruk Pundi-Pundi dari Rumah Boneka appeared first on Majalah SWA Online.

Indra ‘The Rain” Bangun Bisnis Portal Karier

$
0
0

Indra Prasta alias Indra “The Rain” tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah di usia 30 tahun. Sejak masih di bangku kuliah, ia hanya fokus bermusik dan bersama teman-teman bandnya The Rain, mereka berhasil masuk ke pasar industri musik Indonesia dengan sejumlah lagu hits. Saat bandnya tengah mengecap popularitas, Indra yang saat itu punya posisi sebagai vokalis, malah berpikri ingin melamar kerja.

Ijazah Sarjana Kehutanan dari Universitas Gadjah Mada pun ia cari-cari kembali, “Saya nyaris lupas di mana ijazah itu,” ungkapnya. Menariknya adalah saat itu ia tidak tahu bahwa melamar kerja tidak lagi mengirim amplop berisi berkas lamaran lewat kantor pos melainkan lewat situs layanan pencari kerja. Setalah mendapatkan pekerjaan yang cocok, Indra malah merasa kesulitan menyesuaikan waktu antara pekerjaan di kantor dan pekerjaan di band.

Akhirnya ia memutuskan keluar dari pekerjaan dan merintis bisnisnya seniri, yakini membuat portal pencari kerja Karirpad.com. Apa dan bagaimana Indra membangun dan menjalankan bisnisnya itu? Berikut kutipan wawancara reporter SWAonline Arie Liliyah dengan Indra Prasta saat ia berkunjung ke kantor redaksi SWA beberapa waktu lalu :

IMG_2147

Karirpad.com dibangun sejak kapan?

Januari 2015, jadi baru 11 bulan, nyaris setahun

Jadi saat ini kliennya Karirpad.com sudah berapa banyak?

Jika dijumlahkan dari seluruh layanan yang kami punya, maka sudah lebih dari 40 perusahaan yang menjadi klien kami.

Ketika memulai 11 bulan yang lalu, berapa orang karyawan yang membantu operasional?

Jadi saat Januari 2015 itu kami baru mulai dengan 8 orang karyawan. Sekarang sudah 60 orang karyawan yang membantu di back office. Dan seiring waktu kami juga mendapatkan investor yang notabene teman-teman sendiri juga, ada 10 orang yang menanam sahamnya di kami. Jadi investornya lokal semua .

Dari mana datangnya ide bisnis ini? Dan ketika mulai membuat konsep bisnisnya apakah anda sendiri atau dibantu konsultan ?

Tadinya saya memang suka dengan dunia digital dan online, kemudian yang kedua karena hidup saya pernah di”selamat”kan oleh job portal, terus saya melihat seiring dengan berjalannya waktu saya bertemu dengan banyak teman-teman HR mereka bilang, job portal itu hanya membuka pintunya asaja, setelah itu pekerjaan menumpuk di meja HR dan dibereskan kembali dengan cara manual. Nah dari situlah saya melihat celahnya, kemudian saya bertemu beberapa teman yang berperan jadi mentor juga, saya utarakan apa yang saya lihat sebagai peluang usaha itu. Selain itu saya juga belajar dari pengalaman pribadi, saya pernah apply disalah satu perusahaan multinasional asal Amerika, di portal karirnya dia pelamar harus menjawab beberapa pertanyaan sebagai pra-interview. Saya pikir di Indonesia belum ada yang seperti itu, akhirnya saya dan teman-teman tadi memutuskan untuk bikin portal yang bisa melayani celah-celah itu tadi.

Tetapi membangun bisnis ini apakah ada tantangannya ?

Iya celah itu tadi yang saya peluang bisnis, itu juga menjadi tantangan. Seperti dulu ketika job poral baru pertama kali dibuka di Indonesia, mereka setengah mati juga meyakinkan para perusahaan untuk beralih pasang iklan lowongan kerja dari media cetak misalnya koran ke media online. Zaman itu, para perusahaan pesimis, takut tidak ada yang membaca iklannya. Tetapi sekarang? Semua orang bisa mengakses internet. Nah, kami juga menyadari di Indonesia sudah ada para pemain job portal yang sudah eksis dan punya pasar besar, maka kami tidak head to head dengan mereka, kami tidak mengarah kesana. Sehingga apa yang jual adalah semua celah yang tidak ada di portal-portal besar itu.

Tetapi tantangannya juga adalah meyakinkan perusahaan bahwa e-recruitment itu memang investasinya besar diawal tetapi kedepannya sangat cost saving. Jadi layanan yang kami berikan itu adaah mengembalikan fungsi HR sebagaimana sedia kala, karena saat ini HR juga harus mengurus segala administrasi, dokumen, data dan sistem IT yang dipakai, dan lainnya. Jadi kami ingin HR itu fokus ke human, fokus ke kandidat yang akan diinterview. Kalau di luar negeri sistem yang kami tawarkan ini disebut sebagai ATS, Aplicant Tracking System, karen tujuan utamanya adalah menelusuri kebenaran ada di pelamar.

Lalu apa rencana ke depan?

Kami berencana go internasional, dengan target pertama ke Singapura. Ini untuk memperluas pasar tentunya. Lalu kenapa kami memilih Singapura itu karena portal kami masih berbahasa Indonesia maka kami masuk kesana karena disana juga dikenal bahasa Melayu. Kemudian untuk representastif disana adalah tim marketing saja. Sedangkan operasionalnya semua dari sini. (EVA)

The post Indra ‘The Rain” Bangun Bisnis Portal Karier appeared first on Majalah SWA Online.

Chef Widhi, Lepaskan Zona Nyaman dengan Double U Steak

$
0
0

Sudah 15 tahun lamanya Widhi Joestiarto menjalani profesi sebagai chef. Ia pernah menjadi chef diberbagai hotel, restoran hingga perusahaan dengan berbagai prestasi gemilang. Kegemarannya untuk menyajikan masakan pernah membuatnya bermimpi untuk memiliki restoran sendiri. Sayang rencana tersebut baru bisa direalisasikan tahun 2013 silam. “Rata-rata semua chef pasti ingin suatu saat buat restoran sendiri, tapi ketika telah masuk ke industri, sudah masuk zona nyaman, gaji dan benefit lebih dari cukup, jadinya malah wacana saja biasanya (buka restorannya),” ujarnya ketika berbincang dengan SWA Online.

Ia mengatakan, meski sejak dulu bercita-cita punya restoran, ada saja ketakukatan ketika ingin memulai usaha. Dari mulai perasaan takut gagal, takut tidak laku, hingga kesibukan yang membuatnya sulit membagi waktu. Ketakutan-ketakutan tersebutlah yang pada akhirnya membuat pria kelahiran 11 Mei 1971 itu sering mengurungkan niatnya.

Sampai pada akhirnya, ia mulai memberanikan diri untuk nekat. Nekatnya pun masih setengah-setengah ketika itu. Meskipun membuka usaha, ia masih tetap bekerja di Unilever Food Solutions. Dengan modal yang tak lebih dari Rp 100 juta, ia membuka satu restoran steak di daerah Bekasi bernama Dooble U Steak, tepatnya di di Jalan Wijaya Kusuma 183 C, Jakasetia, Bekasi Selatan. Hasilnya,  lumayan sukses, setidaknya per harinya Double U Steak bisa menjual 50 kilogram daging matang setiap harinya saat ini.

IMG_20151119_123722(1)

Berkat kemajuan bisnisnya, ia sekarang telah memantapkan diri untuk fokus berbisnis. Status pegawai di perusahaan terakhirnya, McCain Foods, ia tanggalkan. Sepenuh waktu sekarang ia mencurahkan perhatian ke Double U Steak. “Ada rencana untuk buka cabang, tapi masih cari-cari lokasi di Bekasi,” ujarnya.

Ia punya pertimbangan tersendiri mengapa memilih lokasi Bekasi dibandingkan di Jakarta. Selain karena memang tinggal di Bekasi, Jakarta menurut dia, persaingannya sudah sangat ketat untuk jenis masakan Steak. Harga sewa tempatnya pun jauh lebih mahal. “Kalau di dekat rumah kan gampang dikontrolnya,” ujarnya.

Untuk bisa dikonsumsi semua khalayak, ia mengatakan sengaja tidak mematok harga yang mahal di kisaraan Rp 65 ribu hingga Rp 140 ribu. Tempat usaha pun dibuah tidak bergaya mewah, namun tetap nyaman dikunjungi. Semua daging yang dihidangkan berasal dari daging impor. Semua jenis Saos juga merupakan buatan sendiri atau home made. “Daging yang dipilih berkualis baik tapi tetap terjangkau,” ujarnya.

Ia mengaku senang akhirnya bisa mewujudkan cita-citanya. Sebagai Chef ia mengatakan ada perasaan berbeda ketika menghidangkan hasil karyanya di restoran sendiri dibanding milik orang lain. Lebih terasa puas memasak untuk restoran sendiri. “Selama ini kan saya selalu jadi orang dibelakang layar, kalau masak enak yang harum, dipuji atau disanjung nama institusinya. Kalau sekarang (sebagai chef di restoran sendiri) bisa lebih narsis ,” ujarnya tertawa. (EVA)

Profl Singkat:
Nama: Widhi Joestiarto
Bisnis: Double U Steak
Pengalaman:
– Head of Representative & Key Account Manager, McCain Foods for Indonesia
(Juni 2014-July 2015)
– Key Account Manager HORECA Unilever Food Solutions ( Juni 2012- July 2014)
– Executive Chef Unilever Food Solutions Indonesia ( Maret 2007- July 2012)
– Executive Chef The Park Lane Hotel Jakarta (Mei 1998- Maret 2007)
– Chef de Cuisine TJ Keane’s Restaurant, Manhattan New York ( Agustus 1999- Agustus 2000)
– Sous Chef The Park Lane Hotel Jakarta (Agustus 1998- Agustus 1999)
Prestasi:
– 8 Kali memenangi Iron Chef Indonesia
– Memecahkan rekor MURI memasak 33 Jenis masakan dari 33 provinsi di Indonesia dalam waktu 33 Menit bersama Chef Vindex dan Chef Tatang

The post Chef Widhi, Lepaskan Zona Nyaman dengan Double U Steak appeared first on Majalah SWA Online.


Tashinda Putraprima, Rumah Bersama Pengrajin Jogja

$
0
0

Yogyakarta tak pernah kehabisan ide bisnis. Salah satu bisnis unik yang lahir dari Kota Gudeg ini adalah kerajinan yang memanfaatkan bahan-bahan alami. Produknya adalah kerajinan dari anyaman bahan-bahan alami seperti gedebong pisang, eceng gondok, pandan, serat nanas, rotan, dan lainnya.

Kota Bantul menjadi saksi bisu kreativitas para pengrajin di Kota Pendidikan tersebut memanfaatkan bahan-bahan alami. Ketekunan mereka yang diwadahi CV Tashinda Putraprima berbuah manis.

johni

Mereka baru saja mendapatkan Sponshorship dari pemerintah Belanda untuk mengadakan pameran di Jerman demi mewujudkan mimpi untuk terus melebarkan pasar ekspor. Satu bentuk dukungan yang konkrit dari pemerintah Belanda.

“Saat ini, negara tujuan ekspor adalah Amerika dan Kanada, Afrika Selatan, Australia, Jerman, Prancis, Denmark, Belgia. Paling banyak ke Amerika dan Kanada,” kata pemilik CV Tashinda Putraprima, Johni Sahlan.

Ekspor produk kerajinan terbukti mampu bertahan di tengah situasi ekonomi global yang masih belum menentu. Kinerja ekspor tercatat naik 15% setiap tahun selama tiga tahun terakhir. “Kami bersyukur setelah berdiri tahun 1995 dan mulai memasuki pasar ekspor tiga tahun berikutnya,” ujarnya.

Untuk menjaga permintaan tetap stabil, lanjut dia, perseroan tak henti berinovasi, merilis produk baru yang lebih memikat pasar. Oleh karena itulah, ada tim khusus yang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan produk, terutama dari segi desain.

Jika bersaing dari segi harga jelas, Tashinda Putraprima tak akan mampu. Sejauh ini, harga yang mereka tawarkan memang sedikit lebih mahal karena menggunakan bahan dasar dari serat alami. Beruntung, permintaan pasar tetap tinggi berkat keunggulan ini. “Tashinda Putraprima juga mengutamakan desain dan kualitas produk,” kata Johni.

produk kerajinan

Yang paling membanggakan, lanjut dia, hubungan perusahaan dengan para pengrajin sangat dekat. Para pekerja seni yang tinggal di kampung-kampung tersebut bahkan telah menganggap Tashinda Putraprima sebagai keluarga sendiri. “Dengan begitu, hubungan kerja sama yang telah lama terjalin menjadi lebih nyaman,” ujarnya. (Reportase: Nerissa Arviana)

The post Tashinda Putraprima, Rumah Bersama Pengrajin Jogja appeared first on Majalah SWA Online.

Novita Tandry, Makin Berjaya di Bisnis Daycare

$
0
0

Sebagai wanita entrepreneur, nama Novita Tandry sudah tidak asing lagi di bisnis pendidikan anak. Ia sukses mengembangkan bisnis preschool, kindergarten, dan playgroup di bawah naungan NTO International. Dengan sistem waralaba, wanita kelahiran Kendari 9 Maret 1971 tersebut memiliki beberapa merek waralaba terkenal seperti Super Tots, Tumble Tots, Leaps and Bound, Right Steps, Right Starts Indonesia, dan Indonesia Teacher Academy.

Namun, sejalan berkembangnya waktu, Novita mulai mencari-cari peluang peluang baru di bisnis yang berkaitan dengan anak-anak. Makin tingginya tingkat wanita yang berkarir, membuat bisnis jasa penitipan anak atau daycare, ia nilai punya prospek yang menggiurkan. Dari situlah terbesit dalam pikirannya untuk melengkapi portofolio NTO International dengan NTO Daycare. Sejak Januari tahun 2014 tahun lalu NTO daycare mulai beroperasi. Acara peresmiannya, ketika itu, dihadiri langsung oleh mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar. “Saya melihat di Indonesia, khususnya di kota besar, seperti Jakarta belum ada daycare yang berkualitas. Oleh karena itu, saya memberanikan diri untuk membuka daycare pertama dan terbesar di Jakarta dengan luas sekitar 508 meter persegi,” ujarnya.

Saat ini bisa dikatakan bisnis tersebut makin berkembang. Setidaknya sudah ada 8 daycare NTO yang tersebar di wilayah Jabodetabek, seperti Taman Anggrek Mall, Pondok Gede, Gading Serpong, Bintaro Jaya, Cibubur, Pondok Jagung dan Puri Indah. NTO juga bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk memfasilitasi karyawannya yang membutuhkan jasa daycare di seluruh cabang-cabang yang strategis Bank Mandiri. Ada sekitar 300-an anak sudah terdaftar di seluruh cabang NTO Daycare. “Rencana ke depan kami akan membuka paling tidak 20 cabang di tahun 2016.” ujarnya kepada SWA melalui pesan elektronik.

IMG_1859

Sama halnya dengan bisnis sebelumnya yang menawarkan konsep-konsep belajar yang menarik, konsep jasa penitipan anak NTO juga menawarkan sebuah nlai tambah lebih bagi anak. NTO daycare menjanjikan sebuah jasa penitipan anak yang berkualitas dari segi fasilitas dan juga keamanan, kenyaman dan tumbuh kembang anak. Orang tua, menurut dia tak perlu khawatir ketika meninggalkan anaknya ketika sedang bekerja. “Karena anak-anak berada dalam pengasuhan guru-guru yang berkualitas yang cinta dengan dunia anak,” ujarnya.

Setiap pengasuh, ia katakan, diseleksi berlapis-lapis sebelum diterima di NTO. Mereka harus mengikuti serangkaian tes mulai dari tes kesehatan, tes psikologi, tes akademik hingga tes kesehatan jiwa. Jumlahnya pun disesuaikan dengan banyaknya anak agar tidak terlalu kerepotan. “Misal usia balita yang sudah bisa merangkak (usia 1 thn), perbandingannya jumlah pengasuh dan balitanya adalah 1 banding 3. Sedangkan untuk anak yang sudah bisa berjalan (usia 6 thn) perbandingannya adalah 1 banding 4,” ujarnya.

Berbagai fasilitas sengaja didesain agar bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Beberapa fasilitas yang ditawarkan antara lain, ruang menonton, ruang bermain indoor, kolam renang, taman bermain outdoor, ruang perpustakan, hingga klinik dokter 24 jam. “Di NTO Daycare anak-anak dapat distimulasi dengan optimal dalam semua aspek tumbuh kembangnya baik fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosi, dan spiritual.”

Meski begitu ia tak menampik bila harga sewa tempat menjadi salah satu tantangan terbesar di bisnis jasa penitipan anak. Maka itu akan sulit menggambarkan keuntungan dari bisnis daycare, lantaran sangat bergantung pada lokasi masing-masing. “Sangat bervariasi (keuntungannya). Tapi untuk saat ini Centre Mall Taman Anggrek bisa dikategorikan sebagai centre yang paling ramai anggotanya.”

Untuk gambaran biaya, NTO daycare punya perhitungan khusus. Setiap orang tua umumnya dibebankan tiga macam biaya, pertama biaya pendaftaran yang hanya dibayarkan sekali ketika mendaftar. Kedua, biaya pengembangan yang dibayarkan per enam bulan, dan terakhir iuaran bulan yang ditarik per bulannya. Jumlahnya beragam, untuk biaya pendaftaran misalnya para orang tua ditarik biaya Rp 1,5 juta rupiah, sedangkan untuk biaya pengembangan Rp 3 juta per enam bulan. Dan iuran bulanan yang berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 4,5 juta perbulan, tergantung dari usia anak. (EVA)

The post Novita Tandry, Makin Berjaya di Bisnis Daycare appeared first on Majalah SWA Online.

Anita Feng, Srikandi Tangguh di Bisnis Spa & Konstruksi

$
0
0

Karier apik sebagai profesional selama 8 tahun tak lantas membuat Anita Feng berpuas diri. Ia masih menyimpan mimpi besar yakni membantu masyarakat banyak, selain tentu kemandirian, kebebasan finansial, dan kebebasan waktu saat memutuskan full berwirausaha selama dua tahun terakhir. Bidang bisnisnya tak jauh dari hobinya melakukan spa.

Berawal dari kegundahannya melihat minimnya tempat spa yang menawarkan harga murah tetapi layanan jauh dari memuaskan di Jakarta, ia memutuskan membuka Royal Garden Family Spa dan Reflexologi yang menyasar warga kelas menengah.

“Kebanyakan tempat spa, kalau murah, pasti ada layanan yang kurang. Entah itu, layanan terapis, wangi aromaterapi, hingga sprei yang jarang diganti,” katanya.

Royal Garden Spa menawarkan spa berkualitas dengan harga terjangkau. Harga paket spa, seperti Chocolate Spa Treatment, Gold Sp Spa Treatment, dan Green Tea Spa Treatment tak lebih dari Rp 220.000, kecuali Cellulite Spa Treatment yang mencapai Rp 300.000 dengan manfaat mengurangi selulit.

“Yang paling laris adalah Signature Royal Garden Spa yang menawarkan perawatan dari ujung kepala hingga ujung kaki hanya Rp 210.000,” katanya.

Bu Anita

Tak hanya harga yang terjangkau, Anita juga menawarkan online software system. Pelanggan bisa melakukan booking lewat aplikasi android yang terhubung ke Google Maps. Booking juga bisa lewat website. Ada juga Royal Garden Privilage Card yang menawarkan beragam keuntungan.

Inovasi yang mengutamakan layanan kepada pelanggan juga tak henti dilakukan. Itu terlihat dari hadirnya layanan baru yang mengacu pada consumen insight, seperti Whitening Spa Treatment, Gold Spa Treatment, hingga Cellulite Spa Treatment, Facial Gold, dan Chocolate Spa Treatment.

Tak heran, outlet Royal Garden Spa terus bertambah banyak. Saat ini, sudah ada 25 cabang di seluruh Indonesia dan 10 cabang baru siap berdiri hingga jumlahnya menjadi 35 cabang pada Maret 2016 mendatang. Beragam penghargaan juga berhasil diraih seperti Franchise Market Leader 2014 dan Franchise Top Choice 2015. Royal Garden Spa juga menyabet Juara I Wirausaha Muda Mandiri 2014 dan mewakili Spa Indonesia di Hong Kong dan China.

“Segera hadir di Kiara Condong, Bandung; Lippo Karawaci, Ahmad Dahlan, Jaksel; Batam, Pekan Baru, Sawangan Depok, dan Pluit, Jakarta Utara,” kata Anita.

Suksesnya ini jelas bukan kerja semalam. Saat awal-awal berdiri, dia sampai harus menjual dua unit mobil kesayangannya agar bisa ekspansi setelah membuka outlet pertamanya di Jln Tebet Barat IX-18 Jakarta Selatan pada 2010 silam. “Tabungan saya habis untuk membuka outlet pertama. Awal berdirinya, kami membagi brosur di kompleks perumahan, iklan di puluhan website dan majalah, hingga promosi di media sosial,” katanya.

Untuk mengguritakan bisnis spa miliknya, Anita menawarkan paket franchise dengan investasi minimal Rp 226 juta dan luas tanah minimal 120 m2. Lokasinya juga harus strategis dan dekat komplek perumahan. Dengan investasi sebesar itu, sudah bisa menggunakan nama merek, sistem software online, bantuan rekrutmen dan training karyawan, hingga bantuan manajemen.

Selain bisnis spa, wanita kelahiran 14 Juni 1981 ini juga punya lini bisnis lain yang tak kalah mentereng yakni Royal Construction. Pengalaman pahit ditipu perusahaan konstruksi, pengembang kabur padahal proyek belum kelar, hingga kenaikan harga mendadak di tengah pembangunan proyek membuat dirinya mantap menekuni bisnis ini.

“Kami sudah menggarap lebih dari 80 proyek di seluruh Indonesia sejak tahun 2009, mulai dari rumah, ruko, gudang, hingga proyek interior kantor, apartemen, rumah termasuk kantor kedutaan besar. Kami juga berhasil menyabet penghargaan Kontraktor Terpercaya Indonesia 2015,” kata dia.

The post Anita Feng, Srikandi Tangguh di Bisnis Spa & Konstruksi appeared first on Majalah SWA Online.

Mengenal Sociopreneur Muda Melalui Bing Bang Show

$
0
0

Sebagai seorang brand specialist, Arto Soebiantoro memiliki perhatian dalam pengembangan merek lokal. Ia menggandeng para pengusaha mapan untuk ikut membuat proyek Brand Start, yang kemudian melahirkan sejumlah sociopreneur baru di daerah-daerah di Indonesia. Kisah perjuangannya diangkat dalam acara Big Bang Show, disiarkan di kompas TV pada episode pertama, 1 November lalu.

Menurut Andy F Noya, selaku pembawa acara Big Bang Show, acara ini merupakan salah satu wadah yang diharapkan bisa menjadi tempat berkumpul dan berbagi. Ia mengharapkan agar generasi muda Indonesia, mau berkarya dan berguna bagi masyarakat di sekitarnya.

Andy F Noya dikenal sebagai pembawa  acara Kick Andy di MetroTV. Meskipun sekilas terlihat mirip, menurut Andy, kedua acara tesebut memiliki landasan yang berbeda. Kick andy mengangkat cerita mengenai orang-orang yang berkecimpung di dunia sosial. Saat menjadi pembawa acara, seringkali mereka mengundang para sociopreneur.

Andy F. Noya dalam Acara Big Bang Show

Andy F. Noya dalam Acara Big Bang Show

Para sociopreneur seperti Rene Suhardono, Ben Soebiakto, dan Arto Soebiantoro, mampu menciptakan berbagai perubahan. Ia pun mulai berfikir untuk memiliki acara yang bisa memperkenalkan para sociopreneur muda.

Karena itu, tak heran sejak episode pertama hingga episode keenam, acara ini banyak menghadirkan berbagai sociopeneur muda. Mereka banyak melakukan inovasi yang terhitung masih jarang bahkan belum ada di Indonesia.

Beberapa diantaranya adalah Vania Santoso, pembuat tas dari limbah sak semen, Nadya Saib (pendiri wangsa jelita), Pieter Tan (pengusaha kopi asal Papua), dan masih banyak lagi. Para sociopreneur ini memiliki impak yang cukup besar bagi lingkungan sekitar mereka. Inilah yang membut Andy F Noya memutuskan membuat acara Bing Bang Show.

Ia ingin mewadahi ide dan kreativitas anak muda, sehingga mereka bisa lebih berkembang dan membantu lingkungan mereka. Big Bang Show tidak hanya cerita kesuksesan mereka  namun bagaimana agar usaha mereka bisa lebih berkembang. Di acara ini, nanti Andy F Noya akan ditemani 8 orang mentor  yang semuanya merupakan sociopreneur. Mereka adalah Billi Boen, Rene Shuardono, Veronica Colondam, Wilian Tanuwijaya, Yoris Sebastian, Danton, Sihombing, Ben Soebiakto, dan Arto Soebiantoro.

Para pakar tersebut merupakan sociopreneur yang telah sukses di bidang mereka masing-masing. Karena itu, mereka diharapkan bisa membantu para sociopreneur mudah. Nantinya mereka  akan diberikan masukan oleh para pakar agar bisa mengembangkan bsinsi mereka sekaligus membantu masyarakat dan mitra mereka.

Masukan bisa diberikan dalam bentuk teknis seperti packaging, atau pengembangan bisnis, seperti inovasi dan branding.  Andy pun berharap dengan adanya acara ini, anak muda bisa lebih berkarya.”Harapannya nanti anak muda tidak mencari pekerjaan, tapi membuka lapangan pekerjaan,” tuturnya.

 

 

 

The post Mengenal Sociopreneur Muda Melalui Bing Bang Show appeared first on Majalah SWA Online.

Rahasia Ahmed Tessario Berbisnis Beras Organik

$
0
0

Industri makanan sehat organik di Indonesia kian berkembang, namun hal ini belum disadari oleh para petani yang disebabkan kurangnya edukasi dan saprodi pertanian (sarana produksi pertanian) sehingga produktivitas lahan semakin menurun. Sejumlah permasalahan tersebut membuat Ahmed Tessario bertekad untuk menggagas program beras organik.

Pada tahun 2011, Ahmed diajak oleh rekannya untuk mengembangkan program beras organik di Banyuwangi. Untuk tahap awal ia melakukan sosialisi mengenai beras merah yang belum familiar di kalangan petani. Hal itu tentunya tidak mudah bagi pria berusia 26 tahun ini, membangun kepercayaan terhadap petani salah satu kesulitannya, untuk itu ia berinisiatif melakukan percobaan dengan menjalin kerjasama dengan 17 petani yang lahan dipakai seluas 0,1 Ha setiap petaninya.

IMG_5763_resized_2

Tahun 2015, program ini sudah berjalan secara swadaya dan sudah berkembang di 7 kecamatan di Banyuwangi dengan luas lahan beras organik keseluruhan 128 ha dan 99 petani yang bekerja sama serta mengasilkan produksi sebanyak 5,2 ton/ha. Produk beras organik yang dihasilkan adalah beras merah organik, beras putih organik, beras coklat organik, beras merah putih organik dan beras hitam organik.

Omset penjualan yang dicapai ketika memulai program ini sebesar Rp 127,5 juta per tahun dan kini pada tahun 2015 omset per tahun naik menjadi sekitar Rp 1,758 miliar dengan rata-rata penjualan Rp 250 juta -.300 juta tiap bulan dari keseluruhan produk.

Bagaimana dia bisa melakukan itu? Dengan memberikan petani benih dan pupuk secara cuma-cuma yang artinya baru dibayarkan saat panen tiba. Menurutnya, hal itu justru menjadi masalah tersendiri baginya karena terlalu percaya diri. Ahmed mengalami over stok hingga 100 ton. hal tersebut membuatnya kebingungan untuk membayarnya, jalan keluar yang diambilnya dengan menjual beberapa aset yang dimilikinya mobil, rumah dan mengajukan pinjaman ke sebuah bank sebesar Rp 500 juta.

Memasarkan beras organik tentu tidak mudah, pria lulusan Intitut Teknologi Sepuluh November di Surabaya ini memasarkannya melalui apotek-apotek lokal, toko lokal, minimarket lokal. Cukup berhasil di wilayah Banyuwangi, ia pun melakukan ekspansi ke sekitar wilayah Banyuwangi seperti Surabaya, Malang dan beberapa kota lainnya di Jawa Timur hingga ke Jakarta, Bali, Jambi dan Kalimatan Timur.

Kini, tak hanya menjual di toko lokal, menyasar pasar middle low juga dijadikan salah satu strategi pemasaran beras organik yang diberi merek Seblang Banyuwangi. Caranya dengan melakukan penyuluhan yang mana beras organik terkenal mahal dan sehat melalui kader-kader posyandu di Puskesmas. Selain itu ia juga memberikan pelayanan cek darah gratis ke masyarakat dan memberikan materi mengenai beras putih yang menjadi salah satu pemicunya penyakit diabetes. Hasilnya 50% dari mereka melakukan pembelian secara berulang.

Walaupun sudah mempunyai 32 mitra bisnis yang tersebar mayoritas di pulau Jawa, ia mengaku tantangan terbesarnya dalam menjalannya bisnisnya ini yaitu menemukan orang-orang untuk dijadikan distributor. Kedepannnya ia juga ingin bisnis ini menargetkan untuk mendistribusikan produk beras organik ke seluruh indonesia pada tahun 2016 dan menginisiasi eksport pada pertengahan tahun 2016.

Dengan permintaan yang kian meningkat tentu Ahmed juga menyeimbangkan dengan menamajemen produktifitas lahan, dengan adanya metode dari Prof. Endah ia melakukan edukasi kepada petani sehingga lahan bisa dipakai untuk penanaman organik dalam jangka satu tahun masa peralihan yang sebelumnya harus memakan waktu tiga hingga 4 tahun untuk lahan dari non organik ke organik.

Adapun, edukasi yang diberikan kepada petani mulai dari membuat pupuk sendiri, mengajarkan cara menanam yang baik hingga cara panen agar menghasilkan padi yang berkualitas. Menurutnya beras organik yang bagus tidak tahan kutu, bisa dijelaskan bila berasnya disimpan dalam satu bulan kondisinya masih baik itu pertanda beras tersebut bukan organik tapi non organik. (EVA)

The post Rahasia Ahmed Tessario Berbisnis Beras Organik appeared first on Majalah SWA Online.

Rahasia Khong Guan Merajai Bisnis Biskuit

$
0
0

Sudah 45 tahun Khong Guan terjun di bisnis biskuit di Tanah Air. Saat ini Khong Guan memiliki sekitar 418 jenis biskuit, mulai dari cream crackers, hard biscuit, wafer hingga cookies. Melalui tag line ‘Tak Asing Lagi dan Tak Ada Duanya”, PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia Ltd bisa dibilang cukup dalam menancapkan kukunya di bisnis biskuit. Mereka bersaing ketat dengan Mayora yang juga punya marketshare besar di Indonesia.

Selama ini memang banyak yang salah kaprah menilai produk-produk Khong Guan itu-itu saja, alias stagnan dan tak ada inovasi produk baru. Maklum, hal ini lantaran kebanyakan konsumen melihat produk Khong Guan hanya produk kaleng merah (assorted biscuit) saja. Itu pun kemasannya tak pernah diubah atau bergambar seorang ibu dan dua anaknya yang sedang duduk di meja makan menikmati biskuit.

Padahal sejatinya, selain Kong Guan kaleng merah, perusahaan ini cukup gencar melakukan inovasi melalui merek merek lain selain Khong Guan. Perusahaan yang awalnya didirikan oleh Hidayat Darmono itu, punya merek-merek lain yang namanya cukup terkenal seperti Nissin, Monde dan Serena. Berbagai merek tersebut selalu terus melakukan inovasi, baik dari segi taste (rasa) maupun penampilan produk (kemasan),

Secara garis besar, produk-produknya disasarkan untuk tiga segmen usia, yakni anak-anak, remaja dan dewasa. Untuk segmen anak-anak, ragam produk yang dipasarkan misalnya snack noodleMimi, L.A. Bear, Choco Bear, Big Royal Wafer, Mini Stick, Togo, dan lain-lain. Lalu, untuk kalangan remaja ada Blitz, Milk Marie, Togo Fit, Oishii, Togo Bar, Big Royal Coating, dan lain-lain. Sementara buat kalangan dewasa, disediakan pilihan seperti Cream Crackers, Malkist Crackers, Marie Special, OPP Red, Red Khong Guan, Butter Cookies, wafer, dan sebagainya.

Lantas, bagaimana resep Khong Guan untuk bisa terus eksis dan berada di hati konsumen. Direktur Khong Guan Group, Budi Hendarto, menuturkan, perusahaan selalu fokus terhadap kualitas dari produk. Kualitas menurut dia, adalah hal paling utama ketika berbicara persaingan dan eksistensi.

Untuk mendapatkan konsumen yang loyal, ia mengatakan, Khong Guan selalu memastikan bahwa produknya bisa disambut pasar dengan baik. Maka itu, Khong Guan menggunakan bahan bahan berkualitas untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi.

Khongguan

Ia pun menggambarkan proses produksi di Khong Guan yang selalu mengedepankan mutu. Ia mengatakan bahwa untuk menjamin mutunya Khong Guan Group telah memiliki sertifikat halal dan sertifikat ISO 22000: 2005, yang memastikan produk yang dihasilkan aman untuk di konsumsi.

“Bicara soal persaingan, pasti hal pertama yang ditekankan adalah produknya dulu, kalau produk sudah baik diterima pasar, baru kemudian bicara strategi-strategi lainnya,” ujarnya ketika berbincang kepada SWA Online.

Ketika produk tersebut telah diterima oleh masyarakat, ia menuturkan langkah selanjutnya ialah bagaimana memperluas jaringan distribusi yang kuat. Khong Guan setiap tahunnya ia katakan selalu memperbanyak jumlah distributor dan chanel chanel penjualan hingga ke pelosok pelosok daerah di seluruh nusantara. Penetrasi ini penting untuk menjamin adanya eksistensi. Dengan memperluas jaringan distributor, hal ini dapat membendung serangan serangan dari kompetitor baru, “Karena umumnya merek-merek baru masuk di kota-kota besar. Kami harus beberapa langkah lebih maju dengan hadir di setiap daerah,” ujarnya.

Tak hanya pasar dalam negeri, pasar ekspor juga aktif dikembangkan. Terlebih memasuki masyarakat ekonomi Asean. “Saat ini ekspor kami dikisaran 5-10 % meliputi berbagai negara Asia dan Afrika, ke depan akan lebih gencar lagi, Offense is the best defence,” ujarnya.

Produk Khong Guan sendiri bisa dikatakan telah menyentuh berbagai segmen secara pricing-nya. Misal Khong Guan yang cenderung untuk level menengah-bawah, Nissin untuk kalangan menengah, sedangkan Monde untuk menengah-atas. Inovasi-inovasi produk akan terus dilakukan setiap tahunnya, agar makin beragam pilihannya masyarakat. “Jadi semua di garap, namun Khong Guan Merah memang masih jadi backbone kami,” ujarnya.

Berbagai promosi pun gencar dilakukan oleh Khong Guan Group. Salah satunya rajin beriklan di media televisi ketika masuk ke momen momen penting hari raya idul Fitri dan juga natal dan tahun baru. “Namun kalau tidak ada momen-momen tertentu, biaya iklan media kami kurangi, dan perbanyak ke consumer promotion,” ujarnya. Toh hampir setiap masyarakat juga diklaim Budi telah mengenal betul dengan produk-produk Khong Guan Group. “Jadi sifatnya untuk mengingatkan kembali saja,” ujarnya.

Mochamad Reza, Marketing Manager untuk 136 produk Khong Guan, menuturkan selain promosi dengan beriklan di televisi maupun promosi kepada konsumer, Khong Guan juga kerap melakukan aktifitas-aktifitas pemasaran yang unik. Salah satunya ialah dengan memberikan kaleng Khong Guan ke tukang dagang bubur, ketoprak, nasi goreng dan lain-lain.

Kaleng tersebut ia tuturkan amat diminati oleh para penjual tersebut lantaran dipercaya punya kualitas dan dimensi yang baik untuk menyimpan kerupuk. Maka itu Khong Guan berinisitif memberikan kaleng Khong Guan sebagai pengganti kaleng lama para pedagang, hitung-hitung bisa dibilang ‘iklan’ outdoor keliling gratis. “Karena dari dulu memang kaleng kami sudah digemari menyimpan semacam kerupuk,” ujarnya. (EVA)

The post Rahasia Khong Guan Merajai Bisnis Biskuit appeared first on Majalah SWA Online.

Misi Ferry Tenka di Bilna.com

$
0
0

Sudah 2 tahun situs belanja online Bilna.com hadir memeriahkan persaingan situs belanja online. Ferry Tenka, 30 tahun, merupakan sosok penting di balik situs e-commerce yang memfokuskan diri menjual perlengkapan ibu-ibu dan bayi tersebut.

Meski baru dua tahun berjalan, kiprah Bilna.com tak bisa dianggap sebelah mata. Sebagai perusahaan start-up, Bilna berhasil meyakinkan tujuh investor untuk masuk antara lain seperti CyberAgent Ventures dan dan East Ventures.  Kinerjanya pun lumayan cemerlang, per harinya situs tersebut dikunjungi antara 30 ribu sampai 40 ribu pengunjung  dengan rata-rata order 5.000 item.

Nama Ferry di kalangan entrepreuner sebenarnya bukan pemain baru. Lulusan dari Purdue University jurusan Electrical Engineering ini pernah punya pengalaman membangun situs Daily Deals, kupon diskon yang sangat populer di Indonesia, Disdus,  dari nol hingga kemudian diakuisisi oleh Groupon, perusahaan daily deals asal Amerika Serikat.

Melalui Bilna.com, ia ingin mengasah naluri bisnisnya di bidang e-commerce lebih dalam lagi. Ia ingin menjadikan Bilna sebagai situs nomor satu kebutuhan ibu-ibu dan anak-anak baik dari segi kelengkapan maupun jaminan kualitas.

Ia yakin segmen ibu dan anak masih punya peluang amat besar. Terlebih moms shop di Indonesia rata-rata masih terkendala dengan pilihan produk yang terbatas. “Di Bilna kami menjembatani kelemahan tersebut,  kami menghadirkan pilihan yang beragam, termasuk produk-produk yang jarang atau susah di temui di dalam negeri atau hanya bisa di dapat di luar negeri, ” ujarnya.

CEO Bilna.com, Ferry Tenka

CEO Bilna.com, Ferry Tenka

Tantangan terbesar dalam pengembangan Bilna, ia tuturkan adalah sosialisi belanja online kepada ibu-ibu. Musababnya tak semua ibu-ibu terbiasa berbelanja dengan menggunakan akses online.

“Misi kami jangka panjang bisa menggaet 5 juta ibu-ibu untuk berbelanja kebutuhannya secara online lewat Bilna,” ujarnya. Saat ini Bilna menuturkan baru bisa mendapatkan sekitar 300.000 ibu-ibu yang pernah berbelanja lewat Bilna.

Untuk bisa memperbesar pangsa pasar, ia mengatakan, Bilna aktif melakukan hospital visit untuk mengunjungi ibu-ibu yang baru melahirkan. “Kita berikan kado, di dalamnya juga ada voucher Bilna,” ujarnya . Pembagian voucher itu diharapkan akan berbuah kunjungan ke situs Bilna. Bilna juga aktif jemput bola melalui kegiatan-kegiatan baby fair maupun beauty class serta promo-promo melalui online marketing maupun media sosial. “Jadi marketing kita baik online maupun offline,” ujarnya.

Berbeda dengan situs lain yang sebatas marketspace semata, ia mengatakan Bilna mengusung business to consumer (B to C) atau menjual ke kastemer langsung. Konsumen datang berhubungan langsung dengan Bilna, bukan dengan suplier-nya atau vendor.  Dengan sistem ini menurut dia Bilna membuat para konsumer bisa lebih nyaman berbelanja. “Setiap keluhan atau masalah langsung dengan kami urusannya,  kami ini  seperti toko, tapi online,” ujarnya.

Dengan sistem B to C ini Bilna tak sembarangan memasukan suplier seperti yang terjadi di  marketplace. Satu produk, Bilna dibatasi hanya untuk  suplier terpilih yang punya standar harga dan kualitas yang Bilna prasyaratkan. “Kalau di marketplace kan bisanya satu produk sama, supliernya banyak, kalau Bilna kami sudah provide satu barang, misal dia (suplier)  tidak  bisa provide barang yang lebih murah atau lebih bagus ya tidak masuk,” ujarnya

Ia pun tak begitu agresif dalam memperbesar pangsa pasar Bilna. Ia tidak menggunakan skema subsidi layaknya e-commerce lain semisal Rocket Internet Group. Ia memilih untuk tumbuh secara bertahap dan berkelanjutan. Caranya adalah tidak mematok margin yang terlalu besar.” Ya walau tipis, kami jangan sampai loss (rugi),” ujarnya.

Meski pengalaman pendidikannya berbeda 180 derajat dengan profesi yang kini ia geluti, Ferry mengatakan hal itu bukanlah menjadi masalah. Pengalamannya tinggal di Amerika Serikat ketika kuliah dan bekerja di sana cukup membuatnya lebih percaya diri. Musababnya di sana ia melihat dan merasakan langsung perkembangan e-commerce. Seperti diketahui amerika merupakan salah satu pusat magnitute perkembangan e-commerce dunia. “Jadi ketika saya balik ke Indonesia, saya langsung mencoba terjun ke bisnis berbasis internet,” dia menegaskan. (EVA)


Profil

Nama: Ferry Tenka
Bisnis: Bilna.com

Karier

Founder dan CEO Bilna.com (2012 Desember– sekarang)
Founder dan CEO Groupupon Indonesia (Maret 2011- November 2012)
Founder Disdus.com (Januari 2010- Maret 2011)
System Design Engineering Sandisk (Desember 2008- Desember 2009)

Pendidikan

Purdue University Bachelor of Science (B.Sc.), Electrical and Computer Engineering (2003-2007)

The post Misi Ferry Tenka di Bilna.com appeared first on Majalah SWA Online.


Cita-cita Ruang Guru Menguasai Asia Tenggara

$
0
0

Iman Usman, dan Adamas Belva, pendiri ruangguru.com, beramibisi memperluas bisnisnya di Asia Tenggara. Mereka saat ini menjadi pemain utama sebagai pengelola situs bimbingan belajar di Indonesia. Suntikan modal dari perusahaan modal ventura menambah kekuatan modal ruangguru.com untuk berekspansi.

Iman dan Adamas merintis ruangguru.com tatkala kuliah di Amerika Serikat. Kedua sahabat ini mendapat beasiswa karena prestasinya. Iman, misalnya, adalah pendiri organisasi nirlaba bernama Indonesian Future Leaders. Iman melanjutkan kuliah pasca sarjana di Columbia University, dan Adamas di Harvard University dan Stanford University.Ide mengembangkan situs ruang guru terbersit dari kesulitan mereka mencari tutor sebagai persiapan memasuki perguruan tinggi di Amerika Serikat . Selain itu, Iman dan Adamas melihat kondisi pendidikan di Indonesia yang belum menggembirakan.

Lantas mereka bertekad untuk mendirikan situs ini untuk menjembatani kebutuhan orang tua dan siswa mencari guru-guru privat terbaik di bidangnya. Iman mengatakan dirinya dan Adamas mengembangkan ruangguru.com di sela-sela kesibukannya kuliah di Amerika Serikat di tahun 2013. “Awalnya staf yang mengembangkan ruang guru di Jakarta hanya dua orang. Modal kami mendirikan ruang guru berasal dari tabungan pribadi,” kata Iman saat ditemui swaonline di kantor ruangguru.com di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Dua sahabat ini mendirikan PT Ruang Raya Indonesia, sebagai perusahaan yang memayungi ruangguru.com. Kedua pengusaha muda ini merilis situs tersebut pada 21 April 2014. Saat itu jumlah guru yang terdaftar di situsnya sebanyak 300 orang. Berbagai mata pelajaran tersedia di sini, diantaranya pelajaran sekolah, persiapan tes tersandardisasi, bahasa asing, musik, olahraga dan sebagainya. Para pengajarnya adalah mahasiswa berprestasi dari berbagai universitas ternama, guru-guru berpengalaman, serta tenaga profesional dengan rekam jejak yang memadai.

Iman pulang ke Indonesia pada Juli tahun lalu. Ia mengembangkan produk, layanan, menambah karyawan serta berbagai hal lainnya untuk mengembangkan ruangguru.com. “Saat kembali ke Indonesia di Juli tahun lalu, jumlah guru kami sudah mencapai 1.900 orang. Kami mencari guru-guru privat dari jaringan kerja serta mencarinya di media sosial,” beber Iman. Dia akan menyeleksi setiap guru yang akan mendatar di situsnya tersebut. Tujuannya agar kualitasnya sesuai standar yang ditetapkannya.

Pendiri ruangguru.com Adamas Belva (kiri) dan Iman Usman (kanan), akan berkespansi ke Asia Tenggara. (Foto : Dok ruanguru).

Pendiri ruangguru.com Adamas Belva (kiri) dan Iman Usman (kanan), akan berkespansi ke Asia Tenggara. (Foto : Dok ruanguru).

Iman menawarkan kompensasi yang menarik bagi para guru-guru yang tergabung di situsnya itu. “Kami memberikan komisi yang tinggi untuk guru sebesar 80%. Sedangkan ruang guru hanya mengambil 20% dari tarif yang disetujui antara guru dengan siswanya,” ungkap Iman. Alhasil, jumlah guru yang tergabung di situsnya bertambah banyak. Ia menekankan guru diberikan komisi tinggi sebagai bentuk apresiasi yang tinggi kepada tenaga pengajar. Situsnya ini menyedot perhatian publik karena menjadi situs yang menjembatani kebutuhan orang tua, pelajar, dan para guru . Ruangguru.com menyabet penghargaan Situs Pendidikan Terbaik Indonesia dari Bubu Award 2015.

Iman mengklaim situs yang didirikannya itu merupakan marketplace les privat terbesar di Indonesia lantaran tidak ada kompetitornya di segmennya. Ruangguru.com juga menyediakan platform persiapan ujian yang memungkinkan siswa untuk mempersiapkan diri dengan berbagai tipe ujian berbasis analisis data. Manfaat metode ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan siswanya. Inilah yang menjadikan ruang guru menjadi situs pendidikan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan layanan cukup lengkap.

Modal Ventura

Kini, aplikasinya menghubungkan lebih dari 22.000 guru privat untuk membantu para siswa dan mahasiswa mempelajari pengetahuan tambahan di luar sekolah dan kampusnya. Jumlah karyawannya membengkak menjadi 47 orang. Kantor pusatnya di Jakarta. “Kami juga menambah cabang baru di Yogyakarta,” kata lulusan sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia. Perkembangan itu selaras dengan perkembangan bisnis dan penambahan modal untuk rencana ekspansinya.

Iman tidak menampik perkembangan ruangguru.com tidak terlepas dari suntikan modal dari sejumlah perusahaan modal ventura. Baru-baru ini, ruangguru.com menerima investasi dari Venturra Capital, yang terafiliasi dengan Grup Lippo. “Kami percaya bahwa ruangguru.com akan menciptakan pengaruh positif yang signifikan bagi sektor pendidikan di Indonesia.Kami yakin bahwa mereka memiliki potensi yang besar untuk mendominasi pasar pendidikan online di Indonesia,” ujar Rudy Ramawy, Managing Partner Venturra Capital.

Hal itu memperkuat modal ruang guru yang di Agustus tahun lalu menerima modal dari East Ventures. “Sektor pendidikan di Indonesia belum optimal meskipun sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar. Dengan dukungan Venturra, saya sangat yakin Iman dan Adamas akan memimpin dalam bidang tersebut,” kata Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures.

Investasi dari kedua perusahaan ventura ini akan digunakan Iman dan Adamas untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya manusia serta diversifikasi layanan serta inovasi produk. Iman belum bisa merinci lebih detail rencananya di masa yang akan datang.

Yang pasti, kata Iman, prospek bisnis di sektor ini sangat menjanjikan. Iman memproyeksikan nilai pasar bimbingan belajar di Indonesia pada 2020 senilai US$ 42 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun 2009 yang sebesar US$ 14 miliar. “Jumlah murid SD sampai SMA mencapai 45 juta,” ucapnya. Itulah mengapa ruang guru bergerak lincah untuk menyiapkan diri dalam menghadapi prospek bisnis yang menjanjikan di tahun yang akan datang. Pada tahun ini, ruangguru.com melebarkan sayapnya ke layanan platform persiapan tes online yang diberi nama tes.ruangguru.com.

Layanan tersebut memungkinkan para pelajar untuk mengakses ribuan bank soal yang disesuaikan dengan kurikulum pendidikan nasional tanpa dipungut bayaran sepersen pun. “Kami menjalankan social enterprise, jadi tidak hanya bisnis saja tapi berdampak sosial kepada masyarakat,” beber Iman. Platform ini menarik perhatian pemerintah, terbukti dari proyek resmi pertamanya bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk membantu para guru sekolah negeri dan swasta di Jakarta mempersiapkan diri mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015. Selain itu, platform tes ini dikembangkan melalui kerja sama dengan universitas-universitas unggulan di Indonesia.

Ke depannya, kata Iman, ruangguru.com berambisi untuk menjadi penyedia layanan pendidikan berbasis teknologi terbesar di kawasan Asia Tenggara. “Misi kami bukan hanya menjadi pemain lokal saja, tapi menjadi pemain regional,” kata pria berkacamata kelahiran Padang, Sumatera Barat, 24 tahun silam ini.Dia akan merilis produk baru di tahun depan sebagai persiapan mencapai ambisi di kancah regional. “Belum ada situs bimbingan belajar yang mendominasi pasar Asia Tenggara,” tandasnya. (***)

The post Cita-cita Ruang Guru Menguasai Asia Tenggara appeared first on Majalah SWA Online.

Bisnis Mebel Wong Ndeso Ini Menembus 9 Negara

$
0
0

“Saya itu orang desa, lulus kuliah nilai cum laude 2.75, sudah begitu saya tidak good looking, apa yang mau dibanggakan. Lha saya hidup lagi,” ujar Arifin seraya tertawa. Ia hanya menggunakan kemeja jins sederhana dipadukan celana denim belel dengan sepatu Converse hitam usang. Namun siapa sangka, pria berusa 35 tahun ini telah sukses dalam membangun bisnis furniture dengan bendera PT Sasana Antik.

Tak tanggung-tanggung, ia pun menyasar pasar internasional dan telah memiliki kantor perwakilan di Wina. Kini, ia pun sedang menikmati pertumbuhan bisnisnya, dengan memiliki satu pabrik di Rembang, Desa Krikilan dan 200 karyawan plus 30 unit mesin. Toh, ia enggan untuk mengumbar omset.”Mbaknya petugas pajak ya?” ujarnya berkelakar kepada tim SWA Online saat ditemui di kantornya.

2015_1010_09502300_resized

Meski begitu perjuangannya dalam berbisnis tak selalu mulus. Pertama kali terjun ke panggung bisnis tahun 2003, ia sempat merugi karena barang yang dikirimnya ke Belanda mengalami kerusakan seperti retak dan pecah. Kerusakan terjadi pada seluruh barang dalam satu kontainer dan membuat konsumennya marah besar hingga meminta potongan 50%.

Ia mengaku tak memiliki keahlian di bidang mebel, pada awalnya hanya belajar pada pengrajin lokal di Yogyakarta saat kuliah STIE YKPN. Tapi, para pengrajin tersebut tidak menggunakan proses oven dalam pembuatannya sehingga kayu menjadi lebih rapuh.

Berbisnis pun diakuinya hanya bermodalkan nekat, di mana ia melihat peluang saat temannya yang dari luar negri membutuhkan mebel dalam jumlah besar. Ia bersyukur saat konsumennya justru datang ke Indonesia dan mengajarinya membuat mebel. Meskipun memiliki banyak pesaing di industri furniture, ia tak takut.

Baginya, keunggulan kayu jati tak bisa dikalahkan dengan kayu jenis lain seperti kayu akasia yang menjadi unggulan Vietnam. Meski begitu, ia tak menampik bahwa harga menjadi salah satu pesaing utama. Menurut pria kelahiran desa Krikilan, Rembang ini, kayu akasia memiliki kualitas yang baik dengan harga murah. Meski begitu, mebel miliknya mendapat sambutan baik di pasar internasional, sehingga mampu mengekspor ke Belanda, Belgia, Perancis, Denmark, Austria, Swiss, Australia, Jepang dan Korea.

Ia sendiri menggunakan kayu jati recycle, di mana kayu daur ulang tersebut hanya dibentuk tanpa meninggalkan bekas atau cat dari bentuk sebelumnya. Tak heran bila produknya memiliki nilai karya seni yang tinggi. Dalam sebulan ia bisa memproduksi 2000-an produk seperti meja, kursi lemari, dll.

Agar pelanggan tidak bosan, ia pun selalu mengeluarkan desain baru setiap dua bulan sekali. Arifin  sengaja membentuk tim khusus yang berkutat di bidang desain sesuai selera konsumen. Umpamanya, konsumen Eropa  suka dengan model klasik dan minimalis seperti unfinished furniture.

Saat ditanya apakah ingin membuka toko, ia hanya tersenyum. Menurutnya ia ingin fokus pada pasar luar negeri, mengingat semua produknya adalah ekspor. “Kami hanya menjual lewat online dan pameran saja,” tegasnya. (EVA)

The post Bisnis Mebel Wong Ndeso Ini Menembus 9 Negara appeared first on Majalah SWA Online.

Ambisi Eddy Sudibyo Bikin 1.000 Outlet Hulala

$
0
0

Kenikmatan es krim takkan habis dalam satu-dua suap. Dinginnya es berpadu dengan lezatnya rasa buah-buahan segar bikin lidah tak henti bergoyang. Tak heran kalau es krim adalah salah satu menu kudapan favorit masyarakat, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Inilah peluang yang dilirik Eddy Sudibyo beserta istri tercinta.

Masa keemasan di bisnis tour and travel sudah lewat. Namun, perjalanan bisnis selama 11 tahun akhirnya harus disudahi karena kompetisinya tak lagi menggembirakan. Mereka mesti head to head dengan maskapai yang menawarkan kemudahan lewat teknologi mutakhir. Para pelancong juga kian dimanjakan dengan banyaknya online travel.

Keputusan untuk hijrah akhirnya diambil. Berkat hobi melancong ke banyak negara, Eddy dan istri akhirnya mantap memulai bisnis Hulala Ice Cream Roll. Ia melihat kudapan jenis ini selalu laris diburu pelanggan, tak hanya di Indonesia. Ada beberapa hal yang membuat mereka yakin bisnis barunya ini bisa diterima masyarakat, yaitu cooking demo.

Artinya, masyarakat bisa melihat langsung es krim pesanannya dibuat. Dengan demikian, ada keterbukaan dari awal pembuatan es krim sampai ke tangan konsumen. Faktor kesehatan jelas menjadi pertimbangan karena es krim tak disimpan dalam freezer.

Eddy Sudibyo beserta istri tercinta mengapit artis Meriam Bellina di Franchise Expo 2015

Eddy Sudibyo beserta istri tercinta mengapit artis Meriam Bellina di Franchise Expo 2015

“Lebih dari separuh, orang beli setelah melihat cooking demo-nya. Bagaimana es krim dibuat. Setelah melihat cara buatnya, dia beli untuk tahu rasanya. Dia bilang ke komunitasnya kemudian menyebar lewat media sosial,” kata Eddy selaku Master Franchise Hulala Ice Cream Roll.

Dengan menggandeng rekan kerja di Magelang untuk membuat mesin es krim, pria yang pernah menjadi orang nomor satu di perusahaan distribusi gas nasional ini meracik bahan es krim. Proses ini memakan waktu cukup lama karena penikmat es krim berasal dari segala usia. Jika terlalu manis, rasa es krim yang dihasilkan hasil perpaduan dengan buah segar bisa terganggu.

Hulala dibuat khusus untuk pasar kelas menengah. Harganya berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 30.000 per cup. Kelas tersebut dipilih untuk mengisi kekosongan pasar yang tidak digarap pemain seperti Wall’s, Campina, Haagen-Dazs, dan Baskin-Robbins.

“Market kelas menengah ini sangat besar. Penikmat es krim kami, 80% mulai anak SMP hingga orang dewasa usia di bawah 30 tahun. Harga sebesar itu pas di kantong mereka,” katanya.

Berkat keunikannya, Hulala Ice Cream Roll banyak dibicarakan di media sosial. Foto-foto selfie para pembeli menjadi viral di Facebook, Twitter, dan Instagram. Tak heran, belum genap setahun sudah berdiri lebih dari 170 outlet di seluruh Indonesia.

“Saya punya mimpi memiliki 1.000 outlet Hulala. Ini tidak muluk-muluk dan sepertinya akan tercapai dalam jangka menengah, mungkin 2 tahun ke depan. Saya berpikir di 2016 sudah ada 500-an outlet,” katanya.

Hulala menawarkan 2 paket franchise dengan investasi sangat terjangkau dan tingkat pengembalian rata-rata 3 bulan. Mitra punya kesempatan meraih margin keuntungan hingga 300% setahun. Paket pertama, dengan satu mesin es krim, investasi hanya Rp 25 juta. Hanya dengan menambah Rp 10 juta, mitra akan mendapat dua mesin es krim.

The post Ambisi Eddy Sudibyo Bikin 1.000 Outlet Hulala appeared first on Majalah SWA Online.

Unjuk Gigi Generasi Kedua Citra Cipta Bika

$
0
0

Nama Citra Cipta Bika dalam industri furniture dan desain interior sudah tidak diragukan. Sudah 30 tahun lamanya, Norman Lukmito merintis usaha tersebut, hingga memiliki portofolio di berbagai hotel, apartemen, resort, dan restoran di berbagai belahan dunia seperti London, Kairo, Sydney, Doha, Tokyo, Perancis dan lain-lain.

Melalui generasi keduanya, Rena Lukmito dan Robyn Lukmito, kini Citra Cipta Bika melebarkan usahanya lewat perusahaan baru. Kedua anak perempuannya tersebut kini membangun merek tersendiri bernama Renata & Robyn Atelier dengan showroom perdana di wilayah Jakarta Selatan.

Bila image Citra Cipta Bika selama ini lebih ke arah segmen hospitality seperti hotel dan resor. Renata & Robyn Atelier, nantinya akan menjangkau pasar yang lebih luas seperti segmen residensial dan ritel. “Ini menjadi semacam one-stop shopping untuk desain interior private home. Kami menjawab banyaknya permintaan klien Bika yang ingin mendapatkan layanan desain untuk pasar residensial yang high end, “ ujar Managing Director RR Atelier Renata Lukmito.

Renata & Robyn bersama orang tua mereka ketika grand opening RR atelier (Nanik Lukmito & Norman Lukmito)

Renata & Robyn bersama orang tua mereka ketika grand opening RR Atelier (Nanik Lukmito & Norman Lukmito)

R&R Atelier, menurut dia, juga melayani pesanan yang sifatnya costum dari kostumer yang ingin mewujudkan ide-ide sendiri, untuk menciptakan konsep desain yang unik sesuai dengan pribadi masing-masing. “RR Atelier bekerjasama dengan beberapa desainer paling inovatif dan sangat disegani di Indonesia,” ujarnya.

Ia menilai pasar furniture residensial mempunyai prospek yang cerah dimasa datang. Keberadaan RR Atelier ia katakan juga bertujuan untuk menunjukan bahwa luxury furniture buatan lokal bisa mempunyai kualitas dan design tidak kalah dengan furniture buatan luar negeri. “Target awal kami mengharumkan nama Indonesia dulu,” dia menjelaskan.

Adapun secara struktural Robyn memegang jabatan sebagai Direktur Kreatif. Pengalamannya di Parsons ‘School of Design di New York, membuatnya punya pengetahuan yang luas di bidang interior desin. Baru tahun 2013, ia kembali ke tanah air setelah sempat bekerja sebelumnya di Perancis. Sedangkan Renata, sang kakak, Renata memegang jabatan selaku Direktur Pelaksana. (EVA)

Profil Bisnis Generasi Kedua
Nama Perusahaan : Renata & Robyn Atelier
Berdiri: Grand Opening 15 Desember 2015
Pendiri: Rena Lukmito & Robyn Lukmito (Generasi kedua Citra Cipta Bika)
Bisnis: Produsen Furnitur dan Kontraktor Desain Interior segmen
Target Pasar: Residensial dan ritel
Segmen: High End
Showroom: Jalan Hang Lekir 1 no 11, Kebayoran baru, Jakarta Selatan

Profil Bisnis Generasi Pertama
Nama: Citra Cipta Bika
Pendiri: Norman Lukmito
Tahun berdiri: 1985
Target Pasar: hotel, resor, apartemen, restauran dan perkantoran

Hotel
Mulia Hotel – Jakarta, Sofitel Bali – Bali, W Resorts And Spa – Bali, The Mulia Bali – Bali, Four Seasons – Doha, Qatar, Sutos Hotel – Surabaya, Grand Indonesia Kempinski – Jakarta, Mandarin Oriental – Jakarta, Raffles Hotel – Jakarta, Grand Hyatt – United Arab Emirates, Four Seasons – Cairo, Egypt, Westin Hotel – Martin Place, Sydney, Bali Town Square Suites Bali – Bali, Grand Hyatt Hawaii Kauai – Hawaii, Grand Indonesia Hotel & Apartment – Jakarta, Intercontinental Hotel & Resort – Natadola, Fiji Islands, Presidential Suite Lemuria – Seychelles. Rimba Hotel – Bali, Sir Baniyas Hotel Development – Abu Dhabi, Uae, Skav – Bahrain, Smvr – Bahrain , The Andaman Hotel – Langkawi, Malaysia, Borobudur Hotel – Jakarta, Dharmawangsa Hotel – Jakarta, Sheraton Hotel – Anaheim, California, Andaman Hotel – Langkawi, Mandarin Oriental – Tokyo, J.W. Marriot – Jakarta, Condando Plaza – Puerto Rico, Illikai Hotel – Hawaii, Fukuda Hotel – Japan, Okuma Hotel – Japan, Regent Hotel – Hawaii , Hotel Hilton – Jakarta, Intercontintal Midplaza – Jakarta, Le Meridien – Jakarta, Four Seasons – Langkawi, Malaysia, Marriott Hotel Vietnam

Resor
W Resort And Spa – Bali, Ayana Rimba – Bali, Four Seasons Resorts – Bora-Bora , Villa Upama – Bali, Bvlgari – Bali , Ayana Resorts – Bali, Four Seasons – Sharm El Sheikh, Egypt, Karma Kandara Villa – Bali, Lemuria Presidential Villa – Seychelles, Yatule Beach Resort – Natadola, Fiji Islands , Ritz Carlton Resorts – Bali, Conquistador – Puerto Rice, Busena Cottage – Japan, Saint Mallo – France, Safari Lodge – United Arab Emirates, Disney’s Animal Kingdom Lodge – California
Apartemen
Residence 8 – Jakarta, Intercontinental Midplaza – Jakarta, Oakwood Apartment – Jakarta, Ayana Residence – Bali, Frasier Residence – Jakarta, Reine Marine Residence Service Apartment – France, The Peak Apartment – Jakarta, Kempinski Grand Indonesia Apartment – Jakarta

The post Unjuk Gigi Generasi Kedua Citra Cipta Bika appeared first on Majalah SWA Online.

Rina Laurentie, Dari Bankir Banting Setir ke Baby Spa

$
0
0

Si Kecil sering rewel? Sabar, tubuh mungilnya membutuhkan perawatan ekstra. Dari sinilah, ia paham tentang pentingnya treatment baby spa dan massage. Manfaat yang bisa diperoleh adalah bayi lebih bugar dan tentunya lebih sehat. Perawatan tersebut juga akan merangsang kemampuan motorik dan intelegensianya.

Inilah yang mendorong Rina Laurentie, Owner RH Salon and Family Spa – ZAC Baby Spa-Child Care Day Care, membuka bisnis baby spa & massage pada tahun 2010. Ia ingin membagi pengetahuan dan pengalaman tentang manfaat baby spa & massage dengan banyak orang, di tengah kesibukannya meniti karier di industri perbankan.

“Strategi pemasarannya lewat media elektronik dan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, serta banyak mengikuti pameran peluang usaha,” kata wanita yang pernah menjadi manajer cabang Bank Danamon, DBS Bank, dan Standard Chartered Bank ini.

Insting bisnis wanita kelahiran Banjarmasin, 18 Januari 1980 ini akhirnya bicara. Bisnis untuk perempuan dan anak-anak tak akan pernah mati. Dia akan terus berkembang seiring pertumbuhan populasi dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan, terutama yang menyangkut ibu dan bayi. Semua ibu tentu ingin memberi yang terbaik untuk buah hatinya.

RH Salon

Lulusan Universitas Tarumanagara (Untar) ini mengusung konsep “One Stop Wellness Center for Baby Mommy and Family”. Usaha sampingan ini ternyata berkembang pesat. Hingga saat ini telah berdiri 11 cabang yang tersebar di beberapa titik di Indonesia. Lima outlet lainnya segera menyusul, yakni dua di Jakarta, Nunukan, Kalimantan Utara; Denpasar, Bali; dan Jayapura.

“Kami menawarkan layanan yang dibuat secara kreatif dan inovatif untuk mendukung tumbuh-kembang bayi dan anak-anak di tahap awal yang penting, serta kebutuhan ibu-ibu muda akan tepat perawatan bayi dan anak yang modern, lengkap, nyaman, dan tentu saja terjangkau,” kata Rina.

Untuk menjawab kebutuhan masyarakat, RH Salon & Family Spa menawarkan konsep waralaba yang menarik dan menguntungkan karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran calon mitra. Dari semula tiga cabang milik sendiri, kini telah berkembang menjadi 16 cabang. Baby spa mulai menjadi bagian dari gayap hidup masyarakat kelas menengah dan atas di daerah perkotaan.

“Tapi, ini tak semata bisnis untuk mencari keuntungan tapi juga mengandung nilai-nilai sosial. Kami ingin menjadi tempat yang informatif dan edukatif bagi para orang tua untuk saling bertukar tips dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak-anak,” kata Rina.

Calon mitra yang tertarik bisa memilih Paket Kemitraan Express dengan franchise fee Rp 250 juta, Paket Kemitraan Standart dengan franchise fee Rp 500 juta. Ada juga Paket Kemitraan Premium dengan franchise fee Rp 1 miliar. Adapun jangka waktu pengembalian investasi sekitar 24-36 bulan. “Untuk tahun 2016, ekspansi cabang untuk franchise di Makassar, Batam, Pontianak, Semarang, dan juga Bandung,” katanya.

The post Rina Laurentie, Dari Bankir Banting Setir ke Baby Spa appeared first on Majalah SWA Online.

Viewing all 430 articles
Browse latest View live